Welcome

Selamat datang di blog SSC Banjarmasin. Di sini kita dapat berbagi informasi dan pengetahuan, berbagi keceriaan, dan kita bisa lebih saling mengenal, untuk menciptakan komunitas yang solid dan bermanfaat. Salam Semangat!

Selasa, 27 Desember 2011

Jadwal Ujian Nasional 2012 dan Kisi-kisi Soal UN 2012

JADWAL UJIAN NASIONAL SMA / MA

HARI & TANGGAL
JAM
MATA PELAJARAN
IPA
IPS
Senin, 16 April 2012
08.00 – 10.00 WITA
Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia
Selasa, 17 April 2012
08.00 – 10.00 WITA
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
11.00 – 13.00 WITA
Fisika
Ekonomi
Rabu, 18 April 2012
08.00 – 10.00 WITA
Matematika
Matematika
Kamis, 19 April 2012
08.00 – 10.00 WITA
Kimia
Sosiologi
11.00 – 13.00 WITA
Biologi
Geografi



Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu
JADWAL UJIAN NASIONAL SMP / MTs


HARI & TANGGAL
JAM
MATA PELAJARAN
Senin, 23 April 2012
08.00 – 10.00 WITA
Bahasa Indonesia
Selasa, 24 April 2012
08.00 – 10.00 WITA
Bahasa Inggris
Rabu, 25 April 2012
08.00 – 10.00 WITA
Matematika
Kamis, 26 April 2012
08.00 – 10.00 WITA
IPA



Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu



JADWAL UJIAN NASIONAL SD / MI


HARI & TANGGAL
JAM
MATA PELAJARAN
Senin, 7 Mei 2012
08.00 – 10.00 WITA
Bahasa Indonesia
Selasa, 8 Mei 2012
08.00 – 10.00 WITA
Matematika
Rabu, 9 Mei 2012
08.00 – 10.00 WITA
IPA



Jadwal dapat berubah sewaktu-waktu


Untuk download Kisi-kisi Soal Ujian Nasional tahun 2012 tingkat SMP dan SMA, silahkan klik di sini
Untuk download Kisi-kisi Soal Ujian Nasional tahun 2012 tingkat SD, silahkan klik di sini

Di blog ini juga tersedia kumpulan soal Ujian Nasional tahun-tahun sebelumnya.

Senin, 31 Oktober 2011

The Winner Stories 3 : Kisah Rajawali dan Anak Ayam

Suatu hari, seekor anak ayam yang sedang berkumpul bersama induk dan saudara-saudaranya melihat seekor rajawali terbang dengan gagahnya di angkasa. Anak ayam itu terus memperhatikan dan merasa kagum pada sang rajawali yang dapat terbang ke sana kemari dengan mengepak-ngepakkan sayapnya. Lalu tiba-tiba muncul pertanyaan dalam benaknya, mengapa sang rajawali bisa terbang melintasi angkasa sedangkan dia tidak bisa. Hari demi hari, anak ayam itu selalu teringat pada sang rajawali. Ia sangat ingin bisa terbang seperti rajawali.

Melihat anaknya sering melamun sambil melihat angkasa, induk si ayam pun bertanya,
"Apa yang sedang engkau pikirkan, Anakku ? Kulihat belakangan ini kau sering melamun."
Mendapat pertanyaan seperti itu, si anak ayam malah balik bertanya pada induknya,
"Ibu, mengapa kita tidak bisa terbang seperti rajawali ?"
Sambil tersenyum sang induk ayam pun menjawab, "Tentu saja, Anakku. Dia adalah seekor burung sedangkan kita adalah ayam."


Tidak puas dengan jawaban induknya, si anak ayam kembali bertanya,
"Tapi, Bu. Kita memiliki dua sayap juga seperti dia. Kita pun memiliki ekor dan paruh seperti dia. Kakinya pun berjumlah dua seperti kita juga. Apa bedanya, Bu ?"
Mendapat pertanyaan seperti itu, sang induk ayam terkejut juga, lalu ia pun berkata,
"Tetap saja beda, Anakku. Dia hidup di angkasa sedangkan kita, ayam, hanya bisa mematuk-matuk di daratan. Sudahlah, jangan engkau pikirkan lagi hal itu."

Namun sang anak ayam tidak puas pada jawaban induknya. Ia malah semakin penasaran dan yakin bahwa ia pun pasti bisa terbang seperti rajawali. Semakin hari keinginannya semakin kuat, sehingga akhirnya sang anak ayam memutuskan untuk pergi menemui sang rajawali di puncak gunung dengan harapan sang rajawali mau mengajarkannya terbang.

Berhari-hari melangkah menyusuri hutan, menghadapi berbagai rintangan, si anak ayam terus berjuang mencari sang rajawali. Keinginannya sudah bulat, bahwa ia ingin sekali bisa terbang melintasi angkasa seperti sang rajawali. Sampai pada akhirnya si anak ayam berhasil bertemu dengan sang rajawali di puncak gunung.

Melihat ada seekor anak ayam berjalan tertatih-tatih menghampirinya, sang rajawali terkejut dan merasa heran.
"Hai anak ayam, sedang apa kau di sini ? Dan bagaimana caranya kau bisa sampai di tempat ini ? Sungguh aneh ada seekor anak ayam sepertimu bisa berada di sini."
Anak ayam itu pun menjawab,
"Wahai rajawali yang baik hati, sungguh aku telah melakukan perjalanan jauh untuk dapat bertemu denganmu. Entah sudah berapa lama aku berjalan menyusuri hutan dan berapa banyak rintangan yang kuhadapi. Semua ini kulakukan hanya untuk bertemu denganmu."
Dalam hati sang rajawali merasa bangga, kagum, sekaligus penasaran,
"Apa yang kau inginkan dariku sehingga kau rela melakukan perjalanan sedemikian berat ini ?"
Anak ayam itu kemudian menjelaskan keinginannya.
"Wahai rajawali yang gagah, tidak ada yang kuinginkan darimu saat ini kecuali satu hal saja. Aku mohon kepadamu agar engkau bersedia mengajariku agar aku bisa terbang melintasi angkasa seperti dirimu."

Mendengar jawaban seperti itu, sang rajawali pun tertawa terpingkal-pingkal.
"Hahahaha... Kau sungguh aneh wahai anak ayam yang bodoh. Apa yang membuatmu berpikir untuk bisa terbang seperti diriku ? Tidakkah kau sadari bahwa kau hanya seekor ayam ?"
Melihat sikap sang rajawali, si anak ayam pantang menyerah. Dengan sikap mengiba, si anak ayam menjawab,
"Wahai rajawali. Bukankah kita sama-sama memiliki dua sayap yang aku juga bisa kepakkan seperti dirimu ? Bukankah kita sama-sama memiliki paruh dan ekor, dan dua kaki untuk berpijak ? Menurutku, aku juga akan bisa terbang asalkan engkau mau mengajariku."
Sambil menggeleng-gelengkan kepala, sang rajawali menjawab,
"Sudahlah. Kau hanya membuang-buang waktumu saja. Pulanglah sana ke rumahmu, dan sadarilah bahwa kau hanya seekor ayam."
Namun si anak ayam terus memohon pada sang rajawali.
"Kumohon padamu, wahai rajawali yang baik hati. Aku sudah melakukan perjalanan sejauh ini untuk bertemu denganmu. Kumohon belas kasihan darimu. Aku rela melakukan apapun agar kau mau mengajariku terbang. Seandainya nanti aku bisa terbang, aku akan memberitahukan pada hewan-hewan lain siapa yang telah mengajariku sehingga kau akan semakin mendapatkan penghormatan dari yang lain. Tapi seandainya aku gagal, aku akan bertanggung jawab pada diriku sendiri dan kau tidak akan dirugikan sedikutpun."

Sang rajawali akhirnya berpikir, dan dalam hatinya dia berkata,
"Hmmm... Benar juga apa yang dia katakan. Aku akan semakin dihormati jika aku berhasil mengajarinya terbang. Sedangkan jika dia gagal, aku tidak akan rugi sedikitpun juga."
Setelah mempertimbangkan ucapan si anak ayam dan mengingat perjuangannya untuk belajar terbang, akhirnya sang rajawali berkata pada si anak ayam,
"Baiklah. Aku akan mengajarkanmu terbang. Tapi aku sudah memberitahukanmu sejak awal dan kau siap dengan risikomu sendiri."
Hati anak ayam itu bukan main gembiranya. Berulang kali ia mengucapkan terima kasih pada sang rajawali.

Sejak hari itu, si anak ayam terus belajar dengan mengikuti semua petunjuk yang diberikan sang rajawali. Ia selalu memperhatikan dan meniru setiap gerakan rajawali saat terbang.
Namun, belajar terbang bagi seekor anak ayam tentunya tidak semudah yang dibayangkannya.
Puluhan kali anak ayam itu terjatuh, puluhan kali pula tubuhnya terluka. Tergores ranting, terbentur bebatuan, memar dan terkilir sudah menjadi sesuatu yang harus diterimanya. Tidak jarang anak ayam itu mengalami patah tulang karena terjatuh dari ketinggian. Namun karena keinginannya untuk bisa terbang sedemikian kuat, anak ayam itu tetap melanjutkan belajar pada sang rajawali.


Hingga pada suatu hari sang anak ayam pun perlahan-lahan mulai menguasai teknik terbang dan akhirnya... Dia terbang ! Si anak ayam kini telah bisa terbang seperti burung !
Melintasi langit dengan mengepakkan kedua sayapnya, si anak ayam kini sudah bisa melihat daratan dari ketinggian.


Betapa senangnya anak ayam itu dan juga betapa bangganya sang rajawali karena ia telah berhasil mengajari seekor anak ayam sampai bisa terbang.
Akhirnya sang rajawali pun berkata,
"Hai anak ayam, kini kau sudah bisa terbang layaknya seekor burung. Tugasku sudah selesai dan kau pun telah lulus dalam pelajaran ini. Sekarang kau bisa pulang kembali ke rumahmu dan berkumpul kembali bersama induk dan saudara-saudaramu."
Dengan perasaan senang si anak ayam berkata,
"Wahai rajawali yang baik hati. Terima kasih atas ilmu yang sudah engkau berikan padaku selama ini. Aku kini telah lulus dan aku pun akan segera pulang ke rumahku kembali."


Setelah berterima kasih sekali lagi pada sang rajawali, si anak ayam pun mengucapkan kata perpisahan dan kembali pulang menuju rumahnya. Ia kembali menuruni gunung melewati hutan belantara dengan berjalan kaki. Entah berapa lama perjalanan yang harus ditempuhnya sampai ia pun tiba kembali di rumahnya.

* Para pembaca yang budiman,
kisah di atas memang telah mengajarkan beberapa hal penting yang dapat kita renungkan. Dari mulai impian si anak ayam untuk meraih ilmu yang dia inginkan sampai pada perjuangannya agar dia dapat menguasai ilmu tersebut.
Namun sebenarnya ada satu hal penting pada bagian akhir cerita yang menjadi inti perenungan kita kali ini, yaitu si anak ayam kembali berjalan kaki meskipun ia telah mengetahui bagaimana caranya agar bisa terbang.
Mengapa setelah mendapatkan ilmu yang diinginkannya selama ini dengan perjuangan yang tidak mudah, si anak ayam malah kembali berjalan kaki dan tidak menggunakan ilmunya untuk terbang ?

Para pembaca yang bijaksana,
sebagian besar dari kita sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang telah dilakukan anak ayam dalam cerita tadi.
Seringkali kita begitu sangat menginginkan suatu ilmu, dan kita berupaya dengan susah payah dan pengorbanan yang sangat besar untuk menguasai ilmu tersebut, namun sayangnya setelah kita berhasil mendapatkan dan menguasainya, kita sama sekali tidak mengamalkannya.
Berapa banyak sarjana yang demi mendapatkan ilmu di bangku kuliah, rela mengorbankan biaya yang sangat besar, pikiran dan tenaga yang banyak tercurahkan, dan melewati berbagai macam rintangan dan tugas-tugas berat, namun akhirnya setelah lulus dan mendapat pengakuan atas ilmu yang dimilikinya, ilmu itu tidak digunakannya sama sekali.
Berapa banyak pula orang-orang yang telah mengikuti pelatihan, training, seminar dan lokakarya, dengan mengorbankan biaya yang sangat mahal, pikiran dan tenaga yang terkuras, namun setelah selesai mengikuti pelatihan, training, ataupun seminar dan lokakarya, dia kembali ke lingkungannya dalam keadaan yang sama dengan keadaannya yang sebelumnya.
Ilmunya sama sekali tidak terpakai, tidak diamalkan, dan akhirnya menjadi sia-sia.


Kisah si anak ayam tersebut sebenarnya sudah beberapa kali diceritakan di komunitas para trainer, motivator, guru, maupun para pelatih, namun hanya sedikit yang mampu mencernanya dengan sikap bijaksana.
Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan orang yang sedikit itu, dan senantiasa mengamalkan ilmu yang kita miliki untuk membantu diri kita sendiri, membantu keluarga kita, dan orang-orang yang berada di sekitar kita.

Salam semangat dari Herlambang, seseorang yang sangat disayangi dan dilimpahi keberkahan oleh Tuhan Pencipta langit dan bumi, dan saya percaya bahwa saya diciptakan untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi diri saya, bagi keluarga, orang banyak, dan alam semesta.

The Winner Stories 2 : Berani dan Percaya pada Kemampuan Dirimu !

Pada hari aku bertemu Hani Irmawati, ia adalah gadis berusia tujuh belas yang pemalu, berdiri sendiri di tempat parkir sekolah internasional di Indonesia, tempatku mengajar Bahasa Inggris. Sekolah itu mahal dan tak menerima murid orang Indonesia. Ia menghampiriku dan bertanya apakah aku dapat membantunya memperbaiki kemampuan Bahasa Inggrisnya. Aku tahu bahwa dibutuhkan keberanian besar untuk gadis Indonesia yang berbaju lusuh ini menghampiriku dan meminta bantuanku.

"Mengapa kau ingin meningkatkan Bahasa Inggrismu?" aku bertanya padanya, benar-benar menduga ia akan mengatakan ingin mencari kerja di hotel setempat.

"Aku ingin kuliah di Amerika, " katanya dengan percaya diri. Impiannya yang idealis membuatku menangis.


Aku setuju mengajarinya seusai sekolah setiap hari atas dasar sukarela. Untuk beberapa bulan berikutnya, Hani bangun setiap pagi pada pukul lima dan naik bis kota ke SMU-nya. Selama satu jam perjalanan itu, ia belajar untuk pelajaran biasa dan menyiapkan pelajaran bahsa Inggris yang kuberikan sehari sebelumnya. Pada jam empat sore, ia tiba dikelasku, lelah tapi siap belajar. Semakin hari, saat Hani berjuang dengan bahasa Inggris tingkat universitas, aku semakin menyukainya. Ia belajar lebih giat daripada kebanyakan siswa ekspatriatku yang kaya-kaya.

Hani tinggal dirumah berkamar dua bersama orangtuanya dan dua saudarannya. Ayahnya adalah penjaga gedung dan ibunya pembantu rumah tangga. Saat aku datang ke lingkungan mereka untuk bertemu, aku baru tahu bahwa pendapatan tahunan mereka bersama adalah $750. Itu tidak cukup untuk membayar biaya sebulan di universitas di Amerika. Semangat Hani meningkat seiring dengan meningkatnya kemampuan bahasanya, tapi aku makin patah semangat.

Suatu pagi di bulan Desember 1998. aku menerima pengumuman kesempatan beasiswa untuk universitas besar di Amerika. Dengan bersemangat aku merobek amplopnya dan mempelajari syaratnya, tapi tak lama kemudian aku pun menjatuhkan formulirnya dengan putus asa. Tak mungkin, kupikir, Hani memenuhi syarati ini. Ia belim pernah memimpin klub atau organisasi, karena disekolahnya tak ada hal-hal seperti itu. Ia tak memiliki pembimbing dan nilai tes standar yang mengesankan karena tes semacam itu tak ada.

Namun, ia memiliki tekad lebih kuat daripada murid manapun yang pernah kulihat. Walau Hani masuk kekelas hari itu, aku menceritakan tentang beasiswa itu. Aku juga mengatakan kepadanya bahwa kurasa tak mungkin ia bisa mendaftar. Aku mendorongnya agar, dalam kata-kataku sendiri, "realistis" tentang masa depannya dan tidak terlalu gigih berencana ke Amerika. Bahkan setelah ceramahku yang pesimis, Hani tetap teguh.

"Maukah Anda mengirim namaku? "ia bertanya. Aku tak tega menolak. Aku mengisi pendaftaran, mengisi setiap titik-titik dengan kebenaran yang menyakitkan tentang kehidupan akademisnya, tapi juga dengan pujianku tentang keberanian dan kegigihannya. Kurekatkan amplop itu dan mengatakan kepada Hani bahwa peluangnya untuk diterima itu tipis, mungkin nihil.

Pada minggu-minggu berikutnya, Hani meningkatkan pelajarannya dalam bahasa Inggris, dan aku mengatur agar ia mengambil TOEFL di Jakarta. Seluruh tes kompeterisasi akan menjadi tantangan besar bagi seseorang yang belum pernah menyentuh komputer. Selama dua minggu kami mempelajari bagian-bagian komputer dengan cara kerjanya. Lalu, tepat sebelum Hani ke Jakarta, ia menerima surat dari asosiasi beasiswa itu. Inilah saat yang kejam. Penolakan, pikirku. Mencoba mempersiapkan untuk menghadapi kekecewaan, aku membuka surat dan mulai membacakannya. Ia diterima

Aku, kaget, meloncat-loncat sekeliling ruangan dengan gembira. Hani berdiri, tersenyum samar, tapi hampir pasti bingung melihat keterkejutanku. Bayangan wajahnya pada saat itu teringat olehku berulang-ulang di minggu berikutnya. Aku akhirnya menyadari bahwa akulah yang baru memahami sesuatu yang sudah diketahui Hani sejak awal: bukan kecerdasan saja yang membawa sukses, tapi juga hasrat untuk sukses, komitmen untuk bekerja keras, dan keberanian untuk percaya akan dirimu sendiri.

(dikutip dari Chicken Soup of College Soul) 

The Winner Stories 1 : Chain... Kasih Yang Tulus !

Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu mendekati sang nyonya.

Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan.

Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan.


Kata pria itu, "Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson ."

Wah, sebenarnya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.

Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.

Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapa pun jumlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tak menolongnya.

Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan tidak pernah ia berbuat hal sebaliknya.

Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, "Dan ingatlah kepada saya."

Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.

Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak agak kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya.

Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran. Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya. Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan.

Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $ 100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu. Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.

Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu: "Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya.. Saya juga pernah ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau lakukan: 'Jangan biarkan rantai kasih ini berhenti padamu.'

Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi.

Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita
baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan ke lahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.

Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, "Segalanya akan beres. Aku mengasihimu, Bryan Anderson!"



Ada pepatah lama yang berkata, "Berilah maka engkau diberi." Hari ini saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda meneruskannya. Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus kisah ini, jangan biarkan saja! Kirimkan kepada teman-teman anda! Teman baik itu seperti bintang-bintang di langit. Anda tidak selalu dapat melihatnya, namun anda tahu mereka selalu ada.. Tuhan memberkati anda!

Paul Tandi

Meaning is Penting ! (Bag.2)

Dalam tulisan kali ini, saya akan memperjelas lagi apa yang disebut dengan meaning atau pengartian, atau Anda boleh menerjemahkannya sebagai pemaknaan.

Apa yang Anda pikirkan saat melihat gambar-gambar berikut ?



Percayakah Anda bahwa hanya dari dua gambar ini saja bentuk emosi kita dapat berbeda ?
Ada diantara Anda yang mungkin merasa lucu, geli, sehingga akhirnya Anda tersenyum atau tertawa.
Namun tahukah Anda, bahwa diantara beberapa pembaca yang melihat gambar di atas ada juga orang yang merasa kaget kemudian ber-istighfar ?
Ada pula yang merasa marah sehingga kemudian protes karena menurutnya gambar seperti ini tidak pantas diperlihatkan.




Percayakah Anda bahwa hanya dari dua gambar ini saja bentuk emosi kita dapat berbeda ?
Ada diantara Anda yang mungkin merasa lucu, geli, sehingga akhirnya Anda tersenyum atau tertawa.
Namun tahukah Anda, bahwa diantara beberapa pembaca yang melihat gambar di atas ada juga orang yang merasa kaget kemudian ber-istighfar ?
Ada pula yang merasa marah sehingga kemudian protes karena menurutnya gambar seperti ini tidak pantas diperlihatkan.


Mari kita tidak membicarakan mengenai benar atau salah karena yang ingin saya sampaikan adalah betapa dari dua gambar di atas saja emosi kita menjadi berbeda-beda.
Hanya dari dua gambar saja !
Dan dapatkah Anda menghitung berapa banyak peristiwa, gambar-gambar, suara, dan bentuk input apapun yang ditangkap dan dicerna dalam pikiran kita sehingga akhirnya kita menjadi sangat berbeda ?
Saat emosi yang kita rasakan berbeda, maka tindakan kita juga akan berbeda, sehingga kita menghasilkan output yang juga berbeda.

Inilah yang saya maksud dengan meaning dimana dalam kehidupan sehari-hari tentu saja banyak hal yang kita artikan berbeda.
Meaning nya orang yang memiliki keimanan yang kuat tentu akan berbeda dengan meaning nya pelaku kejahatan, meskipun seringkali mereka dihadapkan pada permasalahan yang sama.
Meaning nya orang pandai tentu akan berbeda dengan meaning nya orang bodoh.
Meaning nya orang sukses tentu akan berbeda dengan meaning nya orang yang masih merasa gagal.

Berikut ini adalah salah satu video klip iklan menarik yang saya dapatkan, yang akan memperjelas bahwa betapa meaning sangatlah penting, dan ketika meaningnya berbeda maka tindakannya pun akan berbeda, sehingga membuat suatu hasil yang berbeda.
Dalam video tadi, si kakek mendapat input dari penglihatannya dan perasaan lelahnya. Meaning si kakek adalah mobil yang terparkir itu dapat dijadikan tempat untuk melakukan peregangan setelah lelah berlari, sehingga akhirnya dia melakukan tindakan seperti yang terlihat dalam video tersebut. Sementara sang supir truk juga mendapat input dari penglihatan dan perasaannya dan meaning yang terbentuk adalah si kakek sedang dalam kesulitan sehingga akhirnya dia memutuskan untuk "membantu" usaha kakek dalam mendorong mobil.

Sekali lagi, kita tidak bicara benar atau salah, tapi kita menjadi paham betapa meaning yang berbeda akan menghasilkan sesuatu yang berbeda pula.
Reaksi beberapa teman yang saya perlihatkan video ini adalah bertanya,
"Mengapa si supir truk tidak bertanya dulu sebelum melakukan tindakan ?"

Aha ! Ini dia masalahnya ! Apakah kita juga selalu bertanya pada orang yang memiliki pemahaman yang berbeda dengan kita ? Atau kita sudah langsung membentuk meaning sendiri terhadap tindakan orang lain ?
Apakah kita selalu berkomunikasi dengan orang yang berbeda dengan kita atau kita sudah membuat suatu penilaian sendiri yang kita yakini kebenarannya ?

Betapa seringnya kita menilai orang lain sombong, pelit, atau sebutan lain yang menurut kita sudah benar, tanpa bertanya apa maksud dari tindakan orang itu.
Kalau ada orang yang kita nilai tidak senang atau memusuhi kita karena wajah atau tindakannya terlihat menyebalkan, apakah kita sudah bertanya atau berkomunikasi dengannya mengapa orang tersebut melakukan tindakan seperti itu ?
hmmm... sekarang saya sudah yakin bahwa Anda semakin paham betapa pentingnya meaning !

Banyak hal yang terjadi dalam hidup kita mengakibatkan kita tidak berdaya, atau mengakibatkan konflik, atau kekecewaan, atau dendam, dan lain-lain, ternyata hanya karena meaning kita tidak sama.

Mulai sekarang dan seterusnya, dapatkah saya dan Anda mulai sama-sama belajar membuat suatu meaning yang positif terhadap segala hal yang terjadi dalam hidup kita ?
Karena ternyata jika meaning nya positif, emosi yang terbentuk adalah emosi yang bersifat positif, sehingga tindakan kita pun akan menjadi positif. Dan jika tindakan kita positif, sudah tentu hasilnya pun akan positif. 

Meaning is Penting !

Secara sederhana meaning bermakna pengartian.
Yang ingin saya sampaikan di sini, meaning berarti cara kita menilai atau memberikan suatu penilaian terhadap segala hal yang kita lihat, kita dengar, kita cium, kita rasakan, atau respon pikiran kita terhadap sesuatu hal yang ditangkap oleh indra yang kita miliki.

Mengapa meaning is penting ?
Karena kualitas hidup kita ditentukan dari bagaimana cara kita mengartikan kejadian-kejadian dalam hidup, dimana meaning tertentu akan menghasilkan suatu bentuk emosi tertentu, dan akhirnya mempengaruhi keputusan kita.
Dimana ketika meaning nya tidak sama, maka akan menghasilkan emosi yang berbeda.
Itulah mengapa setiap orang memberikan reaksi yang berbeda pada suatu masalah karena masing-masing orang memiliki meaning yang berbeda-beda.



Saya berikan beberapa contoh :

Apa yang Anda nilai saat ada orang yang mengadukan Anda pada guru saat mencontek ?
Bisa jadi Anda menilai bahwa orang tersebut mencoba menghilangkan kebiasaan buruk Anda.
Atau bisa jadi Anda menilai orang tersebut sok ikut campur urusan orang lain.
Atau bisa jadi pula Anda menilai orang tersebut cuma bisa ngomong doang.
Atau Anda memiliki penilaian lain yang berbeda ?
Setiap orang pastinya akan memiliki penilaian yang berbeda.

Contoh berikutnya, apa yang Anda nilai tentang bom bunuh diri yang sering terjadi di Indonesia ?
Bisa jadi Anda menilai bahwa cara tersebut adalah cara mulia dalam menjaga kehormatan agama.
Bisa jadi pula Anda menganggap cara itu adalah perbuatan dosa dan terkutuk.
Atau bisa jadi Anda malah menganggapnya sebagai cara bodoh dalam menyelesaikan masalah.
Atau Anda memiliki peinilaian lain ? Karena setiap orang memiliki meaning yang berbeda.

Atau contoh lain yang lebih sederhana, apa yang Anda pikirkan tentang Matematika ?
Diantara Anda mungkin ada yang merasa muak, benci, atau takut pada Matematika.
Atau bisa jadi diantara Anda ada yang menganggap Matematika sebagai pelajaran yang unik dan menantang. 



Dalam hal ini, saya tidak bicara masalah benar atau salah, tapi yang ingin saya sampaikan adalah betapa meaning atau pengartian menimbulkan bentuk emosi yang berbeda-beda.
Betapa banyak konflik atau peperangan terjadi karena adanya perbedaan meaning dari suatu peristiwa.
Betapa banyak orang yang mendapatkan suatu musibah kemudian hidupnya menjadi berantakan, sementara banyak pula orang yang menerima musibah yang sama namun malah mendorongnya untuk menjadikan hidupnya jauh lebih baik lagi.
Mengapa ? Karena meaning nya berbeda.

Seorang siswa yang broken home, dimana orang tuanya bercerai dan sibuk dengan urusan masing-masing, menganggap kejadian yang dialaminya adalah pendorong keberhasilannya. Ia ingin segera keluar dari lingkungannya, ingin segera menyelesaikan studinya, bahkan kalau bisa menguasainya agar dia dapat memberikan les privat untuk mendapatkan penghasilan sendiri dan hidup mandiri. Dan dalam waktu cepat dia menjadi siswa yang sangat pandai dan berhasil dalam hidupnya. Rasa marah pada keadaan yang dialaminya mendorong dia untuk mengerahkan seluruh kemampuannya dalam meraih sukses.
Sementara ada seorang siswa lagi yang mengalami hal yang sama, menganggap kejadian yang dialaminya sebagai bukti bahwa dia memang ditakdirkan sebagai pecundang. Dia tidak ingin berhasil, bahkan tidak peduli dengan keberhasilannya. Baginya kesuksesan adalah hal yang sia-sia karena tidak ada orang yang memperhatikannya. Rasa marah pada keadaan yang dialaminya menguatkan dia untuk tidak melakukan apapun untuk kebaikan hidupnya sendiri. 

hmmm... Anda sudah mulai paham bahwa ketika meaningnya berbeda maka hasilnya pun akan berbeda bukan ?

Seseorang yang membuka toko pakaian kemudian usahanya bangkrut, namun dia menganggapnya sebagai pelajaran kemudian mengganti usahanya dengan warung nasi dan ternyata jualannya laku keras !
Sementara ada orang lain yang mengalami hal yang sama, kemudian dia mengartikan bahwa kejadian itu membuktikan bahwa dia tidak memiliki bakat berdagang, sehingga akhirnya memilih bekerja di warung nasi milik orang lain atau bahkan memilih menganggur saja.

hmmm... sekali lagi, meaning nya berbeda maka hasilnya akan berbeda.

Nah, sejauh ini, selama kita diberi kesempatan hidup di muka bumi, bagaimana cara kita memberikan meaning atau cara kita mengartikan segala sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu ?
Bagaimana cara kita memberikan meaning atau penilaian terhadap tingkah laku orang lain, baik yang ada di sekitar kita, yang ada di FB, atau orang yang belum kita kenal sama sekali ?
Karena ketika meaning nya negatif, maka emosi kita pun akan menjadi negatif, sehingga kita cenderung membuat keputusan yang sifatnya negatif. Kalau keputusannya negatif, sudah pasti tindakan kita akan negatif.
Silahkan Anda mengingatnya kembali, karena bisa jadi saat ini Anda tengah memiliki konflik atau permusuhan dengan orang lain, yang diakibatkan adanya perbedaan meaning atau pengartian terhadap suatu hal.

Atau bisa jadi Anda saat ini merasa ada beberapa hal dalam hidup yang membuat diri Anda tidak berdaya, akibat dari adanya meaning yang berbeda.
hmmm... Anda yang lebih mengetahuinya.

Jika Anda saat ini sadar betapa mudahnya Anda menganggap orang lain dengan sebutan sombong, pelit, sok, (atau kafir ?), mungkin saja hal tersebut terjadi hanya karena Anda memberikan meaning yang berbeda.
Jika saat ini Anda ingat bahwa ada beberapa hal di masa lalu yang membuat Anda trauma atau membuat Anda tidak berdaya mencapai apa yang Anda cita-citakan, mungkin saja sebenarnya hal tersebut terjadi karena meaning yang berbeda.

Berhati-hatilah dengan meaning, karena meaning is penting !